Cari Blog Ini

Kamis, 12 September 2013

#RuangTamuJKT: Akhirnya Bikin Show Juga

Gue tau kabar Krisna Harefa akan menggelar Stand Up Show Perdananya waktu gelaran Stand Up Fest 15-16 Juni lalu. Saat itu temen-temen dari komunitas Stand Up Jakut membagi-bagikan pamflet #RuangTamu JKT. “Lah, kenapa gak dari dulu bikin show?”, batin gue. Agak telat menurut gue untuk komika sekeren Krisna. Tapi gapapa, yang jelas #RuangTamuJKT  masuk list Stand Up show wajib tonton. Gue pengen liat Show-nya Krisna setelah liat dia jadi opener “Habis Gelap Terbitlah Tawa”-nya Pandji di Balai Kartini.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Sabtu 7 September 2013, gue berangkat dari Cikarang bareng temen-temen komunitas Stand Up Cikarang berkekuatan 9 personil. Setelah berjibaku melawan traffic yang krodit sepanjang jalan Kalimalang, akhirnya gue dan pasukan berhasil mendarat di Gedung Pertunjukan Bulungan jam 18:30. Di sana sudah banyak penonton yang hadir, beberapa di antaranya gak asing. Ada Acho, Kamga, Arief Didu, Ence Bagus, Fico, Ananta Rizki, dan banyak komika lain yang hadir untuk menyaksikan Krisna.

Setelah gate dibuka lewat jadwal seharusnya, mereka berebutan masuk gedung. Iya, mereka. Gue sih mending sabar daripada harus berdesak-desakan. yang penting gak terpisah dari rombongan, hahaha. Setelah masuk gedung, jeprat-jepret dulu  menunggu pertunjukan dimulai.

Jreng-jrenggg…., tiba-tiba ada sesosok manusia berbadan subur mengenakan batik memasuki stage. Yak, beliau adalah Om Sammy (@notaslimboy) yang di #RuangTamuJKT berperan sebagai Pak RT. Hmmm…, Ketua RT tanpa kumis itu seperti motor jadul gue tanpa bahan bakar bersubsidi, hahaha. Sambutan yang luar biasa, Om. Om Sam ini mau stand up kek, mau Cuma ngasih sambutan kek, tetep aja lucu. Mungkin beliau emang ditakdirkan untuk menjadi makhluk yang lucu. Setelah sambutan sebentar dari  Pak RT, duo MC koplak Andi “Awwe” Wijaya (@awwe_), dan Adjis Doa Ibu (@adjisdoaibu) muncul dari balik gorden segede gaban. And voila, gilakkk, setting panggungnya keren. Lengkap dengan properti yang ruang tamu banget. Feels like home.

 Sambutan Pak RT Sammy (@notaslimboy)

 Duo MC koplak @awwe_ & @adjisdoaibu

Dan seketika duo MC koplak ke balik panggung setelah mempersilakan opener pertama naik panggung, sesosok manusia meluncur di atas papan skate. Dia adalah Yanto Blek (@yantoblek), sang kampiun Street Comedy 3. 10 menit penampilannya dengan bit-bit ringan yang menghibur membuktikan bahwa dia emang layak jadi juara Street Comedy 3.


Yanto Blek (@yantoblek) in action


Selanjutnya ada Arya Novrianus (@AryaNovrianus) , si kampret  dari Bekasi. Sarap! Emang gak ada kata lain untuk mendeskripsikan penampilannya malam itu. Materinya udah sering gue denger, tapi tetep aja bikin ngakak. Paling sarap menurut gue adalah bagian bit “pindah agama”. Sarapppp!!!!


si kampret Arya (@AryaNovrianus)


Dan jreng-jrengggg…..,
Lampu dimatikan, berganti spotlight dan riuh tepuk tangan dari penonton menyambut sang tuan rumah, Krisna Harefa (@krisnaharefa). Bit-bit ringannya seputar kehidupan sehari-hari bener-bener ngena. Gue paling inget bit dia tentang OKB. “fakkk, iya banget tuh”, seru gue. Pas dia bawain bit tentang ngebanggain orang tua, dia ngomong, “Gue akan menyampaikannya dengan cara yang beda”. Tiba-tiba ada suara genjrengan gitar mengiringi dua manusia masuk dari kanan dan kiri panggung. Kukuh Adi (@kukuhya) dengan gitarnya dan Andi Gunawan (@NDIGUN) dengan kecrekannya. Mereka bawain bit itu pake lagu. “….Dia anak jendral, kalo macam-macam kamu pasti terpental…”. Iya banget, nih. Dan di situ gue baru tau kalo Kukuh itu kidal. Mungkin dia belajar gitar dari Moldy Radja kali, ya? Hahaha.

 sang Tuan Rumah, @krisnaharefa

 @kukuhya, @krisnaharefa, @NDIGUN

Bit Krisna yang paling gue inget adalah filter di otak cowok. Lagi-lagi, “anjing, iya banget, nih”. Hahaha. Sayangnya itu adalah bit terakhir dia malam itu, ditutup dengan ucapan terima kasih Krisna dan standing applause dari seluruh penonton. You Rock, Guys!!!

Sayangnya, kabarnya RuangTamuJKT bisa jadi awal  dan akhir perjalanan Krisna. What???? Kabarnya sih  Krisna akan melanjutkan  kuliah di luar negri. Ya, gue harap sih gak dalam waktu deket ini, karena ada ribuan orang yang ngiri pengen nonton Ruang Tamu di daerah mereka. Ya, Krisna harus bawa Ruang Tamu ke kota lain!!!

 bareng sang tuan rumah pake T-Shirt couple :)

 pasukan @StandUpCikarang bersama bang @yantoblek

*all photos taken by @umamagafi

Selasa, 18 Juni 2013

Stand Up Fest 2013 Dari Kacamata Seorang Volunteer



Sabtu-Minggu 15-16 Juni 2013 sebuah sejarah dunia stand up comedy di Indonesia tercatat dengan tinta emas. Ya, sebuah hajatan akbar digelar oleh @StandUpIndo dan Metro TV, sebuah festival untuk para pecinta stand up comedy di Indonesia. Saya beruntung menjadi bagian dari sejarah tersebut. Saya bersama teman-teman dari @StandUpCikarang menjadi volunteers di gelaran akbar tersebut. Sebuah kebanggaan yang tak terdeskripsikan dengan kata-kata.
Saya dan teman-teman berangkat ke Jakarta pada hari Jumat malam untuk mengikuti technical meeting di Hall Basket Senayan yang jadi venue gelaran Stand Up Fest 2013. Tiba disana sudah banyak teman-teman dari berbagai komunitas yang juga akan jadi volunteers pada keesokan harinya. Wow, saya merasakan kehangatan dan kebersamaan yang luar biasa. Malam itu saya merasakan sebuah energi baru.
Dua hari gelaran Stand Up Fest 2013 penonton membludak. Kabarnya mencapai hampir 8000 pengunjung! Wow! Bagaimana acaranya? Tentu saja seru luar biasa. Hanya saja saya tidak akan me-review penampilan comic-comic yang tampil. Tapi saya akan mencoba menulis tentang acara tersebut dari sudut pandang saya sebagai volunteer yang turut bekerja pada event tersebut.
photo by: @umamagafi

Hari Pertama

Menurut jadwal, gate baru akan dibuka pada jam 11 siang. Tapi sejak pagi pengunjung sudah mulai berdatangan. Beberapa diantaranya malah dari luar kota bahkan luar pulau! Luar biasa! Saya sadar saya akan “berhadapan” dengan ribuan pengunjung karena tugas saya sebagai bagian SECURITY. Bismillah, saya siap. Tepat jam 11 siang gate dibuka, penonton mulai memasuki area festival. Hanya saja main venue masih ditutup dan baru akan dibuka pada jam 13:30. Menunggu pintu dibuka, di area luar ada stage untuk openmic dan booth-booth makanan dan merchandise yang mulai penuh sesak oleh pengunjung. Jam 13:00 pengunjung sudah mulai berkerumun di pintu masuk venue. Saya jadi rada keder berhadapan dengan ratusan - mungkin ribuan - pengunjung. Dan saat ada instruksi dari panitia yang berada di dalam untuk membuka pintu, penonton berebutan masuk ke dalam venue. Di dalam antrian terdapat ibu hamil, anak kecil, dan orang tua. Satu sisi saya merasa senang, ternyata stand up comedy itu tidak mengenal batas usia. Tapi di sisi lain, saya rada was-was melihat mereka berdesak-desakan dalam antrian. Entah tipikal pengunjung yang susah diberi tahu atau saya yang kurang berwibawa dalam mengarahkan mereka, yang jelas antrian memasuki venue kurang tertib.  Alhamdulillah tidak sampai tercadi chaos, tapi jelas ini sebuah catatan penting untuk festival tahun depan.
Panitia yang di dalam pun tak kalah sibuknya mengarahkan penonton. Tapi penonton seperti susah untuk diarahkan. Mereka mencari sendiri spot yang menurut mereka nyaman. Saya tidak menyalahkan mereka, mungkin saya juga akan melakukan hal yang sama jika saya menjadi penonton. Yang jadi masalah adalah beberapa spot terasa kurang nyaman buat penonton. Ada yang menghampiri saya mengeluh di beberapa titik  suara agak menggema sehingga terdengar kurang jelas. Saya tidak tahu kenapa, saya kurang mengerti soal tata suara. Hanya saja memang benar, audio di beberapa titik terdengar kurang bagus dibanding titik lainnya. Pun dengan tribun barat yang kurang disukai karena membelakangi panggung. Walaupun disediakan layar di kedua sisi, namun tetap saja kurang nyaman menonton dari belakang.
 drawn by: @midaspratama 

Masalah klasik yang hampir selalu terjadi di festival apapun juga menjadi catatan dalam gelaran Stand Up Fest 2013 kemarin. Ya, sampah! Kita bahas sampah di luar venue dulu. Di luar venue banyak sampah plastik berserakan. Salah satu penyebabnya adalah tempat sampah yang tersedia sudah penuh dan tidak ada petugas yang mengurusnya. Dan sampai akhirnya, jleb, bang Pandji mengumpulkan sampah di luar venue sendiri! Sebuah “tamparan” yang keras untuk saya dan panitia lainnya. Ya, manusia itu menampar (baca: menginspirasi) saya. Bang, ane ngepens, bang. Seketika panitia langsung bergerak untuk memungut sampah menggunakan trashbag. Jujur, saya malu pada diri saya sendiri yang harus “ditampar” dulu baru bergerak. Di dalam venue juga tak luput dari masalah sampah. Terutama botol plastik yang berserakan di lantai. Penonton tidak bisa sepenuhnya disalahkan, karena memang di dalam venue tidak terdapat tempat sampah.
Selesai acara di hari pertama, penonton keluar dengan tertib. Ya, karena saya tidak perlu memeriksa tiket dan barang bawaan mereka. Hari pertama berjalan cukup lancar.

Hari Kedua

Sama seperti hari pertama, gate dibuka pada pukul 11 siang. Tidak tampak antrian seperti hari pertama. Saya pikir bakal sepi, ternyata saya salah. Banyak pengunjung datang pas Final Street Comedy berlangsung. Malah banyak yang hanya ingin menonton main show-nya saja. Ya, itu sih hak mereka. Masalah masih sama dengan hari pertama,yaitu antrian pengunjung ke dalam venue. Masih berdesakan, masih kurang tertib. Juga masalah sound system yang masih terdengar bergema di beberapa titik. Tidak terlalu parah, tapi cukup mengganggu.
Untuk masalah sampah, panitia sudah mengantisipasi dengan menambah trashbag, baik di luar maupun di dalam venue. Masalah berkurang tapi tidak benar-benar selesai karena tetap saja masih ada yang membuang sampah sembarangan. Well, itu urusan mereka sama Tuhan.
Selesai acara, panitia joget-joget di atas panggung. Wow! Sebuah momen dimana rasa lelah musnah seketika. Begitu juga saat panitia koor menyanyikan Indonesia Raya, saya  jadi merinding.
photo by: @umamagafi
Secara keseluruhan, menurut saya acara berlangsung dengan meriah meski ada beberapa catatan. Saya berharap tahun depan Stand Up Fest akan lebih baik lagi. Yang jelas saya bangga menjadi bagian dari keluarga besar @StandUpIndo. Rasa lelah setelah dua hari jadi volunteer pasti ada. Hanya saja itu tidak sada apa-apanya dibanding pengalaman yang saya dapat. Terima kasih @StandUpIndo dan @standupmetrotv yang telah memberi kesempatan pada saya untuk menjadi bagian dari sejarah Stand Up Comedy di Indonesia.
Terima kasih, wassalam, Stand Up Fest? LET’S METRO

Senin, 04 Februari 2013

Mari Bermain Motor Jadul

Mari Bermain Motor Jadul

Buat sebagian orang, hobi ini terdengar aneh. “Mas, di rumah gak punya kalender, ya? Ini taun 2013, lho.”. “Kok masih pake motor jebot bikinan taun 1976, sih? Gak tau ya, kalo pabrikan motor itu tiap sekian bulan ngeluarin motor baru?”. “Mas, Anda datang dari masa lalu dengan mesin waktu, ya?”.

Emang kenapa dengan motor jadul? Buat saya, motor jadul itu unik, asyik, limited edition, susah nyarinya, dan tentu saja istimewa. Kenapa istimewa? Apa motor baru gak istimewa? Ha ha ha, bukan soal istimewa atau tidak istimewa sih, sebenernya. Tapi soal selera. Iya, selera pribadi masing-masing. Ada pepatah dari antah berantah yang berbunyi gini, “You Are What You Ride”. Yang artinya, “Kendaraan Anda mencerminkan Siapa Anda”. Dan buat saya pepatah itu bener pake banget tambah cuk, jadinya “bener banget, cuk.”. Jadi Anda bisa menilai orang itu dari kendaraannya. In this case, motor. Misalnya, yang suka motor baru, berarti dia orangnya up to date, cepat move on, dan pasti demen kredit. Nah, yang suka motor jadul, berarti dia unik, suka tampil beda cenderung aneh, menghargai sejarah, setia, dan susah move on. Ya tentu saja bukan plek seperti itu. Karakter orang dipengaruhi banyak faktor, gak cuma motornya aja. Tapi seenggaknya itu bisa memberi sedikit gambaran tentang karakter orang.

Balik lagi ke motor jadul, karena saya gak akan membahas karakter orang. Motor jadul itu banyak kelebihannya dibanding motor baru. Apa aja? Cekdizaut

1.  Investasi
Motor jadul itu investasi. Ketika motor baru mengalami depresiasi, motor jadul makin hari harganya makin melipir ke atas. Sesuai prinsip ekonomi, barang sedikit permintaan banyak maka harga naik. Sebagai gambaran, dulu harga motor Honda CB 100 kisaran sejutaan kondisi lumayan siap jalan. Harga segitu gak fixed, masih bisa digoyang. Sekarang, harganya sudah tiga jutaan. Itu kondisi apa adanya, bekas narik delman gantiin kuda. Motor jadul yang udah fully restored berapa? Beuh, kalo CB udah direstorasi, penjual ngasih harga seenak udelnya sendiri. Yang bikin melongo lagi adalah harga CB modifikasi, terutama modified in East Java. Di Nganjuk, harga CB modifikasi sekitar 30 jutaan. Biaya modifikasinya tentu saja gak segitu. Dan motor jadul itu semuanya bagian motornya laku. Dari rangkanya, mesinnya, sampai part-part kecil remeh temeh pasti laku.

2. Anti Maling
Motor jadul itu anti maling. Ketika motor baru dilengkapi dengan anti maling mutakhir, motor jadul gak pake apa-apa. Motor jadul yang rada modern masih sebatas kunci setang. Tapi meskipun begitu, motor jadul tetap aman dari maling. Jadi saya cuek aja sama kasus maling motor, lha wong malingnya juga cuek sama motor saya, kok. Sementara temen saya sibuk mengamankan motornya di parkiran dengan kunci setang, key shutter, gembok cakram, kunci rahasia, saya sudah menghabiskan dua batang rokok. Dengan pengaman se-lebay itu pun motor baru masih bisa ilang. Maling makin pinter, cuk.
 
3.    Bebas Tilang
Motor jadul itu juga aman dari tilang. Kalau lagi ada razia kepolisian, saya disuruh bablas aja. Mungkin jijik liat motor jadul J. Kadang kesel juga, sih. Pengen pamer STNK dan SIM, tapi malah suruh bablas aja. Jadinya STNK dan SIM saya tuh masih kinyis-kinyis, jarang beranjak dari tempatnya. Atau mungkin malah udah lengket sama dinding dompet saya.. Tapi, meskipun aman dari tilang, motor jadul tetep harus bayar pajak, ya. Murah, kok. Lagipula, adalah sebuah kebanggan tersendiri kalau motor jadul surat-surat lengkap dan pajak hidup.
4.     Mesin  Gampang Dioprek
Mesin motor jadul itu gampang dioprek, gampang dibikin kenceng. Misalnya motor jadul Honda. Honda itu, dari jaman Honda CB 100 cc sampe Tiger, mesinnya sebangun. Artinya, secara garis besar mesinnya sama. Jadi kalo mesin CB lu pasangi head Tiger langsung plek. Bahkan kalau mau, mesin Tiger bisa langsung pasang ke rangka CB! Posisi baut sama persis. Jadi jangan heran kalo di jalan liat Honda CB kenceng. Bahkan mekanik asal Purwokerto berhasil bikin CB mesin V twin! Yang termutakhir, dia bikin CB tiga silinder konfigurasi W! Dahsyat, dan pasti kenceng. Apa motor baru susah dibikin kenceng? Gak juga sih, pada dasarnya semua mesin motor itu bisa dibikin kenceng. Cuma ya keren kan kalo motor jadul larinya gak kalah. Lagipula motor baru dari sononya udah kenceng. ngapain lu bikin kenceng lagi? Buang-buang duit.
 5.   Sasis Badak

Sasis motor jadul itu kuat. Saya pernah buktiin, jatuh cium aspal bareng si Broto (nama motor jadul kesayangan gw). As shockbreaker depan yang pake motor baru (RX King) bengkok, velg depan peyang sepeyang-peyangnya. Dan saktinya, sasisnya gak papa! Badak gak, tuh? Motor baru sasisnya gak sebadak motor jadul. Motor baru jatoh kena trotoar aja sasisnya kena. Bodinya? Ya pasti pecah, lah, orang dari plastik. Kenapa sasis motor jadul itu kuat? Ya karena materialnya bagus. Sementara makin kesini spec material makin menurun karena alasan harga. Silakan bandingkan ketebalan sasis motor jadul dengan motor baru.
Yak, demikianlah postingan perdana saya, semoga anda termotivasi buat nyari motor jadul. Sebenernya masih banyak keuntungan motor jadul laen, tapi segini aja dulu yak? Kalo lu baca udah termotivasi buat nyari motor jadul ya, Alhamdulillah. Kalo belum, ya nanti saya posting lagi. Punya pengalaman sama motor jadul? Share di comment box, ya?